Rabu, 03 Juni 2015

Anatomi

Anatomi Fisiologi - EKSTERMITAS ATAS

 TULANG EKSTREMITAS ATAS

Kerangka Anggota Gerak Atas
     Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus
Gelang Bahu                  
     Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula
Bagian-bagian Tulang Ekstremitas
Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari :
1.      Tulang Skapula
2.      Tulang Klavikula
3.      Tulang Humerus
4.      Tulang Ulna
5.      Tulang Radius
6.      Tulang Karpal
a.       Metacarpal
b.      Falang 

Tulang Skapula
            Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid
2.                        Tulang Klavikula
Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian anterior dari gelang bahu. Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula.
Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
                 Humerus
            Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan)  dan fosa olekrani (bagian belakang).
4.                            Ulna
Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah.
Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.

5.                            Radius

Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna.
            Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
6.                            Karpal
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
a.       Metakarpal
b.      Falang

Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
a.       Metakarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
b.      Falang
Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari. Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
 OTOT EKSTREMITAS ATAS
1.      M. Triceps
Adalah otot yang terletak di sepanjang lengan atas.
Berfungsi : meluruskan lengan atas di siku dan meluruskan lengan.
2.      M. Biceps
Adalah otot lengan atas.
Berfungsi : untuk menekuk lengan
3.      M. Brachialis
Adalah otot kecil yang terletak disebelah luar biceps. :
Berfungsi : Sendi Siku (Fleksi)
4.      M. Brakiorodialis
Adalah otot lengan bawah
Berfungsi : bertindak untuk melenturkan lengan bawah pada siku.
5.      M. Anconeus
Adalah otot kecil pada aspek posterior dari sendi siku.
Berfungsi
: meluruskan siku dengan lemah dan memutar ulna untuk menghadapkan telapak tangan ke bawah.
6.      M. Deltoideus
Adalah otot yang membentuk struktur bulat pada bahu manusia, biasanya digunakan untuk melakukan suntikan indra – mskular.
Berfungsi :mengangkat lengan menjauhi tubuh ke depan, samping dan belakang.
7.      M. Biceps brachi
Adalah terletak didekat dengan permukaan kulit sehingga mudah terlihat.
Berfungsi : untuk menekuk lengan atas ke siku dan memutar telapak tangan ke atas.
8.      M. Teres minor
Adalah otot tebal dan bulat kecil ada belikat.
Berfungsi : untuk memtar lengan ke luar.
9.      M. Teres major
Adalah otot yang tebal dan bulat.
Berfungsi : untuk melekatkan, melonggarkan dan memutarkan lengan ke arah medial.
10.  M Abdector Polsis brevis
Adalah otot ditangan yang berfungsi menarik ibu jari kedala menuju telapak tangan
11.  M Aponeurosis Palmar
Adalah otot yang menjadi titik pelekatan bagi kulit dan melindungi tendon dibawahnya.
12.  M Fleksor karpi ulnaris
Adalah otot lengan bawah manusia
Berfungsi : melenturkan tangan, ataupun menekuk dan menarik pergelangan tangan kedalam.
http://himakepsda.blogspot.com/2014/04/anatomi-fisiologi-ekstermitas-atas.html

Teknik Pemeriksaan Radiografi Thorax

Foto Thorax Proyeksi PA

Pathologi
-efusi pleura, pneumothorax, atelectasis
posisi pasien
-Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand, dagu di angkat
-Tangan di pinggang, telapak tangan keluar, dan siku ditekan ke depan
shoulder dirotasikan ke depan agar scapula menjauh dari bidang paru-paru
Posisi Obyek
-MSP sejajar dengan garis tengah kaset
-pastikan tidak ada rotasi pada thorax
                                                                     Posisi Pasien
FFD : 180 cm
CR : horizontal
CP : pada MSP setinngi thoracal 7 ( 18 - 20 dibawah vertebra prominen atau pada inferior 


Gambar yang ditampakkan
terlihat keseluruhan lapangan paru, dari apex paru sampai sinus costoprenicus tidak terpotong, udara pada trakea, tampah hilum, tampak jantung, tampak pembuluh darah besar 

FOTO THORAX POSISI AP


  • Pasien diposisikan setengah duduk atau supine di atas meja pemeriksaan/brandcar.
  • Kedua lengan lurus disamping tubuh.
  • Kaset di belakang tubuh, MSL // grs tengah kaset
  • FFD: 150 cm
  • CR tegak lurus kaset, CP pada MSL setinggi CV TH VI
  • Beri marker L / R
  • Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh

KRITERIA FOTO THORAX POSISI AP :
  • Tampak gambaran thorax proyeksi AP
  • Batas atas apex paru
  • Batas bawah sinus costophrenicus
  • Dinding lateral tidak terpotong
  • CV TH sampai ruas ke empat
  • Diafragma mencapai iga IX belakang
  • Tampak bayangan bronchus
  • Marker L / R & identitas pasien
  • Foto simetris

FOTO THORAX POSISI LATERAL
  • Pasien diposisikan erect, MSP // kaset
  • Kedua lengan dilipat di atas kepala
  • Pasang Marker L / R sesuai dengan sisi yang dekat ke kaset
  • FFD: 150 cm,
  • CR : horizontal
  • CP kira-kira satu inci ke depan dari MCL setinggi CV TH VI
  • Eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah inspirasi penuh
KRITERIA GAMBARAN POSISI LATERAL:
  • Tampak gambaran thorax proyeksi lateral
  • Bagian Anterior mencakup gambaran sternum
  • Bagian Posterior mencakup Col.Vert. Thoracalis
  • Batas atas apex paru
  • Batas bawah sinus coctoprhenicus dan paru posterior
  • Gambaran iga-iga kiri dan kanan superposisi
  • Gambaran bahu tidak menutupi apex paru


http://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/teknik-pemeriksaan-radiografi-thorax.html

KESALAHAN DAN ARTEFAK PADA FILM RADIOGRAFI

Neill Serman. Agustus. 2000.
Definisi: Sebuah artefak adalah struktur atau penampilan yang tidak biasanya hadir pada radiografi.
Kesalahan dalam pengolahan radiografi mungkin disebabkan karena kesalahan teknis [kesalahan yang berhubungan dengan teknik
mengambil radiografi] atau kesalahan pengolahan film [terkait dengan semua aspek pengolahan]
Artefak dapat terjadi sebagai akibat dari penanganan yang tidak tepat dari pemgiriman film, dan kecelakaan insidentil untuk pengolahan film dan dari kecacatan dari paket pengiriman film .Juga, gerakan yang berlebihan dari tabung, kepala pasien atau film dapat mengakibatkan berbagai kekurangan radiografi biasa. 

 Kesalahan Dan Artefak Pada Film Radiografi :
 Stafne & Gibilisco. Bab 23 Manson-Hing. Bab 3.
  1.  Gambar yang terdistorsi - dari kesesuaian yang tidak tepat dari objek, tabung atau film.Vertikal – elongasi :angulasi vertikal terlalu kecil . Foreshortening  :angulasi vertikal terlalu besar. Horizontal : tumpang tindih - angulasi horisontal yang salah
  2. Tanda  Jari : dari penanganan yang tidak tepat dengan tangan;Tanda berwarna gelap (lucent) - developer pada jari-jari, fluoride  -  particularly stannous, Kotoran (lemak), Tanda berwarna terang (opaque) - fixer pada jari-jari
  3. Gambar kabur - dari gerakan dari film, pasien, atau tabung selama eksposi. Film  akan kabur.Gambar kabur - dari gerakan dari film, pasien, atau tabung selama eksposi. Film  akan kabur.
  4. Ketika film tertekuk dari belakang film ke arah depan dan menyebabkan garis-garis putih , biasanya di sudut dari film.
  5. Film terlihat gelap atau terang - kesalahan dalam salah satu dari
    mengendalikan faktor densitas atau jarak. Dengan tiga kesalahan eksposi  atau
    pengolahan, seluruh film akan terpengaruh.
  6. Film terlihat terang : mesin tidak diaktifkan, kerusakan mesinmenempatkan film di fixer sebelum larutan developerfilm tidak diekspos.
  7. Cone Cutting - berkas radiasi tidak mencakup film - kesesuaian yang tidak tepat [vertikal atau horisontal] / atau - sumbu panjang kerucut persegi panjang ditempatkan horizontal untuk film anterior atau sebaliknya, atau set-up instrumen tidak tepat
  8. Herring bone pattern / Tire Track (trek ban).
  9. Doubel eksposi - film yang sama terkena dua kali eksposi.Listrik statis - film dipaksa dibuka atau kelenturan yang berlebihan dari film.Terlihat lebih sering dalam keadan kering, lingkungan yang panas. Tanda hitam seperti "petir" tanda,Static Artifact disebabkan oleh electrical discharge (perpindahan arus listrik), biasanya dari jari kita menuju ke film. Artefact seperti ini biasanya mempunyai dua komponen, pertama, terdapat fog yang tak beraturan yang terlihat seperti radiasi yang keluar dari titik hitam sebagai asal dari artefak yang disebut dengan The initial discharge point. Hal ini merupakan penyebaran light fog dari cahaya yang berhubungan dengan percikan awal dari jari kita ke film. Yang kedua, terdapat perpindahan listrik statis (the discharge of static electricity) yang menyebabkan terjadinya gambaran yang bercabang dari titik awal perpindahan arus (the initial discharge point). Cara mencegahnya adalah, pegang sebuah benda yang terbuat dari besi/metal sebelum memindahkan film dari kaset, yang bertujuan untuk menghindari terjadinya listrik statis karena memegang besi/metal sebagai sebuah upaya grounding. Frekuensi Static Artifact tergantung pada lantai kamar gelap dan jenis sepatu yang kita gunakan. Lantai yang terbuat dari keramik yang tidak menghantarkan listrik dengan baik akan menyebabkan terjadinya listrik statis, apalagi jika saat radiografer bertugas di kamar gelap, menggunakan sepatu yang alasnya tidak terbuat dari karet. 
  10. Garis hitam berbentuk Bulan sabit  : tekanan kuku pada film, film tertekuk berlebihan.
  11. Garis-garis putih berbentuk bulan sabit  - intensifying screen retak.
  12. Retikulasi - kontrak emulsi dengan waktu ketika mengalami besar perubahan yang besar [perbedaan minimal 15 derajat] dalam suhu antara solusi pengolahan yang berbeda.
  13. Underdeveloped /  film tampak terang, Perendaman film di developer  yang tidak cukup- gray levels-nya akan linier
  14. Film tumpang tindih selama pemrosesan - garis pada film, 
  15. Fixer di tangan radiografer - sidik jari yang jelas
  16. Film tidak terkena eksposi.
  17. Film tergores - Emulsi film selama selama pemrosesan akan soft. selama proses manual Kuku yang panjang bila tidak hati-hati akan menyebabkan goresan pada film yang masih basah atau pada saat pengeringan.
  18. Garis batas Hitam, Paket pengiriman yang basah atau bocor memungkinkan cahaya untuk masuk melalui celah  tepi paket film.Terkena cahaya di kamar gelap tapi film belum sempat ditutup (dari dus).
  19. Noda hitam - kotoran di mesin duplikasi ( tetesan developer akan menyebabkan noda gelap)
  20. Goresan / guratan- Tidak benar dalam menggantung Film,  Roller yang kotor, pemanasan/ pengeringan dalam prosesor otomatis tidak berfungsi.
  21. Spot Radiolusent : tetesan pengembang [gelap]bubuk dari sarung tanganbahan kimia developer tidak benar terlarut.
  22. Clear spot : gelembung udara menempel ke film selama pemrosesanFixer terpercik pada film sebelum developerKotoran di intensifying screen.
  23. Brown film. Film akan berwarna cokelat jika tidak terendam dalam larutan fixer atau bak pencuci  [pembilasan akhir] dalam waktu cukup pada prosesing manual. Juga dengan exhausted fixer solution dengan prosesing otomatis. Ketika radiograf pada awalnya diproses akan terlihat "normal".
  24. Kecil, bulat, tidak teratur, titik-titik gelap mirip dengan listrik statis - akibat bubuk dari sarung tangan.
  25. Film hitam  terkena cahaya. Hitam di satu sisi film - hands taken out of automatic processor too soon.
  26. Anting Telinga, cincin hidung, (logam) gigi palsu, kacamata dll semua akan menimbulkan artefak radiografi  dan harus dilepaskan sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi .
  27. Gray film kehilangan detail: Film berkabut, Exhausted fixer, Tidak cukup waktu dalam larutan fixer.    
\http://caturrontgen.blogspot.com/2001/12/kesalahan-dan-artefak-pada-film.html

TEKNIK PEMERIKSAAN KNEE JOINT

Dalam melakukan pemeriksaan radiografi knee joint memerlukan beberapa proyeksi yaitu Proyeksi Antero Posterior (Proyeksi AP), Proyeksi Postero Anterior (Proyeksi PA), Proyeksi Lateral (Proyeksi Mediolateral), Proyeksi Antero Posterior Weight Bearing, Proyeksi Antero Posterior Oblique, Proyeksi Postero Anterior Weight Bearing, dan Proyeksi Postero Anterior Oblique. (Ballinger, 2007)
Dalam pemeriksaan knee Joint tidak diperlukan  persiapan khusus, karena tidak menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan. Penderita dianjurkan untuk menaikkan celananya, melepas deker yang dipasang dilututnya, dan benda lain yang berada di knee joint agar tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu radiograf.
Teknik radiografi knee joint ada berbagai macam proyeksi yaitu :
1.      PROYEKSI ANTERO POSTERIOR (PROYEKSI AP)
Gambar radiograf dari knee joint dapat dibuat dengan atau tanpa menggunakan grid. Ukuran knee pasien, keputusan radiografer dan dokter adalah faktor yang dipertimbangkan untuk mencapai keputusan.
Perhatian kembali diperlukan untukperlindungan organ gonad dalam pemeriksaan ekstremitas bawah. (apron  tidak ditunjukkan dalam ilustrasi model karena akan menghalangi posisi tubuh yang ditunjukkan)
 
Gambar IIC.1 Posisi Knee untuk  Proyeksi Antero Posterior (CLARK, 2005)

a.       Image Receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
Pasien diatur dalam posisi supine, dan atur  tubuh sehingga pelvis tidak mengalami rotasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Letakkan IR berada di bawah knee pasien, sedikit fleksikan sendi, tempatkan apex patella, dan luruskan knee  pasien, atur ½ inchi (1,3 cm) bawah apex patella di pertengahan kaset. Ini akan menempatkan ruang sendi di pertengahan kaset.
2)      Atur kaki pasien dengan  meletakkan femoral epicondyles parallel terhadap kaset agar true AP. Patella sedikit menempel ke sisi medial. Jika knee tidak bisa full ekstensi, membengkokkan kaset mungkin diperlukan.
3)      Gonad shield
d.      Central Ray (CR)
1)      Diarahkan pada titik ½ inchi (1,3 cm) inferior apex patella.
2)      Berdasarkan pada pengukuran antara anterior superior iliaca

e.       Kriteria Radiograf
 
Gambar IIC.3 Gambar Radiograf Antero Posterior Knee Joint Normal (CLARK, 2005)

1)      Struktur yang terlihat
a)      Distal femur dan proksimal tibia dan fibula terlihat
b)      Ruang femorotibial joint terbuka, dengan articular facets tibia terlihat di akhir dengan visualisasi area permukaan yang minimalis.
2)      Posisi
a)      Tidak ada rotasi dibuktikan dengan tibial condyles dan ruang sendinya simetris.
b)      Kira-kira setengah dari pertengahan caput fibula superposisi dengan tibia.
c)      Intercondylar eminence terlihat di pertengahan intercondylar fossa.
3)      Kolimasi dan CR
a)      Lapangan kolimasi lurus dengan poros panjang IR.
b)      Pertengahan lapangan kolimasi berada di pertengahan knee joint.
4)      Kriteria eksposi
a)      Eksposi yang optimal akan menampakkan garis tepi patella pada sistal femur, dan caput fibula dan leher fibula tidak terlihat overeksposi.
b)      Tidak ada pergerakan, trabekula tulang tampak dan tajam
c)      Tampak soft tissue

2.      PROYEKSI POSTERO ANTERIOR (PROYEKSI PA)
 
Gambar IIC.4 Posisi Knee untuk Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)
a.       Image receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
Atur pasien prone dengan jari kaki diistirahatkan diatas meja pemeriksaan, atau letakkan sandbag dibawah ankle untuk fiksasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Letakkan ½ inchi (1,3 cm) bawah apex patella pada pertengahan IR, dan atur kaki pasien sehingga femoral epicondyles parallel dengan permukaan atas meja pemeriksaan
2)      Gonad shield
d.      Central Ray (CR)
Diarahkan dengan sudut 50 caudad keluar dari titik ½ inchi (1,3 cm) inferior apex patella. Karena tibia dan fibula sedikit condong, central ray akan parallel dengan tibial plateau.
e.       Kriteria Radiograf 






 Gambar IIC.5 Gambaran Radiograf Knee Joint Normal pada Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)
1)      Struktur yang ditunjukkan
Knee joint dan patella terlihat dengan detail patella yang optimal karena penurunan Object Image Distance (OID) jika dibuat dengan proyeksi Postero Anterior (PA).
2)      Posisi
a)      Tidak ada rotasi ditandai dengan condyles tampak simetris.
b)      Patella berada di pertengahan femur dengan anterior knee sedikit rotasi internal.
3)      Kolimasi dan CR
Pertengahan dan  penyudutan benar jika knee joint terbuka dan patella berada di pertengahan bidang kolimasi.
4)      Kriteria Eksposi
Eksposi optimal tanpa pergerakan akan memperlihatkan soft tissue di area sendi dan juga terlihat jelas ketajaman trabekula tulang dan garis tepi parela yang terlihat pada distal femur.

3.      PROYEKSI LATERAL (MEDIOLATERAL)
 
Gambar IIC.6 Posisi Knee untuk Proyeksi Lateral (Mediolateral) (CLARK,2005)
a.      Image Receptor (IR) : 24 x 30 cm melintang
b.      Posisi Pasien (PP)
1)      Atur pasien untuk memutar badan ke sisi yang sakit. Pastikan bahwa pelvis tidak mengalami rotasi
2)      Untuk proyeksi lateral standar, atur pasien untuk meletakkan knee di depan dan luruskan knee yang tidak diperiksa di belakangnya. Knee yang lain dapat ditempatkan di depan knee yang sakit untuk fiksasi.
c.       Posisi Objek (PO)
1)      Memfleksikan 200 hingga 300 biasanya lebih digunakan karena posisi ini merelaksasi otot dan menunjukkan volume maksimal dari rongga sendi.
2)      Untuk mencegah celah fragmen dalam fraktur patela baru atau belum sembuh, knee tidak harus di feksikan lebih dari 100.
3)      Letakkan fiksasi dibawah ankle.
4)      Pegang epicondilus dan tambahkan fiksasi sehingga dapat tegak lurus dengan kaset (condylus superposisi). Patella akan tegak lurus dengan kaset.
5)      Gonad shield.
d.      Central Ray (CR)
1)      Diarahkan menuju knee joint 1 inchi (2,5 cm) distal ke medial epicondyles pada sudut 50 hingga 70 cephalad.
2)      Sedikit penyudutan central ray akan mencegah  ruang sendi menjadi tidak jelas karena magnifikasi gambar dari medial femoral condyles. Sebagai tambahan, pada posisi lateral recumbent, medial condyles akan sedikit ke inferior terhadap lateral condyles

http://faisalseptiyadi.blogspot.com/2014/02/teknik-pemeriksaan-knee-joint.html

Template by:

Free Blog Templates